Buku Self Improvement Korea yang Lagi Banyak Dibahas
Buku Self Improvement Korea yang Lagi Banyak Dibahas – Kesehatan mental kini menjadi isu yang banyak diperbincangkan. Hal ini menandakan bahwa semakin hari orang semakin peduli dengan kesehatan mental. Beberapa pakar atau penyintas menyuarakan kepedulian mereka lewat buku. Buku-buku yang membahas kesehatan mental tersebut biasanya bergenre self improvement atau self help. Resensi atau ulasan buku self improvement cukup sering berkeliaran media sosial.
Banyaknya peminat buku self improvement/self help bisa jadi menunjukkan bahwa kepedulian orang terhadap kesehatan mental semakin banyak. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa orang membaca buku self help atau self improvement karena merasa memiliki masalah yang relevan dengan buku yang sedang dibacanya. Itu artinya banyak juga orang yang bermasalah dengan mental mereka dan mencari penenang lewat buku.
Saat ini buku bergenre self improvement atau self help dari Korea sedang marak dibaca dan dibahas oleh berbagai pembaca buku. Berdasarkan ulasan para pembaca, buku-buku tersebut seolah bisa memahami masalah yang menimpa para pembaca. Banyak buku-buku self improvement dari Korea yang digandrungi pembaca karena buku tersebut dirasa relevan dengan masalah yang mereka hadapi. Kira-kira apa saja buku-buku tersebut?
Daftar Isi
Buku Self Improvement Korea yang Sedang Banyak Dibaca Orang
1. I Want to Die But I Want to Eat Tteokpokki – Baek Se Hee
I Want to Die But I Want to Eat Tteokpokki (IWTDBIWTET) ada dua buku. I Want to Die But I Want to Eat Tteokpokki dan I Want to Die But I Want to Eat Tteokpokki 2. Buku pertama membahas tentang isu-isu masalah mental yang menimpa seseorang hingga menyebabkan keinginan bunuh diri pada orang tersebut. Bukun ini pertama kali terbit pada 20 Juni 2018. Sampai saat ini buku ini telah dibaca lebih dari 14.000 orang dan 56 ribu orang ingin membaca buku ini (goodreads.com). Sebagai seorang bookstagrammer (amatiran), aku sering melihat buku ini di beranda instagram.
Buku ini membahas mengenai dialog Baek Se Hee dengan psikiaternya. Melalui buku ini, Baek Se Hee membagikan pengalaman proses penyembuhan dirinya dari distimia. Percakapan-percakapan Baek Se Hee di buku ini terasa personal dan beberapa pembaca merasa mengalami hal yang sama dengan Baek Se Hee. Buku ini seperti mengajak pembaca untuk belajar mencintai diri sendiri. Buku ini juga membicarakan tentang dampak dari terlalu memikirkan pandangan orang lain tentang dirinya, sehingga kita menjadi tergantung pada penilaian orang. Oleh karena itu, tidak heran jika buku ini masuk wishlist banyak orang. Tidak selalu karena mereka merasa memiliki masalah mental. Banyak juga dari pembaca yang penasaran dengan isi bukunya, seperti aku misalnya, hehe.
2. Kupikir Semuanya Hal Akan Beres Saat Aku Dewasa – Kim Haenam & Park Jong Seok
Buku ini pertama kali terbit pada 31 Maret 2021. Sampai saat ini, buku ini telah dibaca oleh lebih dari 130 pembaca dan 300-an orang ingin membaca buku ini (goodreads.com). Buku karya Kim Henam dan Park Jong Seok ini mendapat penilaian rata-rata 4,05 di Goodreads. Data ini hanya sebagian ya, bukan seluruh. Yang aku dapat hanya sebatas ini. Kalau ada referensi yang lebih baru nanti akan kuperbarui lagi.
Buku ini membahas tentang beragam mental disorder. Mulai dari pengertian, gejala, apa yang dirasakan, hingga tips-tips terkait kesehatan mental. Meski membahas topik yang tidak semua orang familier, buku ini ditulis dengan bahasa yang ringan dan mudah dipahami. Banyak pembaca merasa relevan dengan isi buku ini. Di Ipusnas, buku ini termasuk ke dalam daftar buku dengan antrian panjang. Untuk pertimbangan mau beli atau tidak, teman-teman bisa membaca reviewnya terlebih dahulu di Goodreads, Bookstagram, Booktok, Booktwit, blog, atau platform lain yang berisi ulasan buku.
3. The Things You Can See Only When You Slow Down – Haemin Sunim
Kamu merasa dunia berjalan begitu cepat dan sibuk, sementara kamu tertatih-tatih mengerjarnya? Coba berhenti sejenak, hirup napas dalam-dalam, lalu hembuskan. Sudah? Coba baca buku ini. Buku ini mengajarkan kita untuk mencoba menjadi tenang di tengah dunia yang sibuk. Sebenarnya yang sibuk adalah pikiran kita. Beberapa pembaca mengatakan jika membaca buku ini seperti sedang berbicara dengan psikolog.
Buku dengan desain sampul sederhana bermotif bunga-bunga ini sedang banyak dibahas oleh pembaca buku di media sosial. Aku sering melihat bookstagrammer membahas buku ini. Banyak dari pembaca yang mengatakan jika buku ini bagus. Buku ini pertama kali terbit pada 13 Januari 2012. Karya Haemin Sunim ini sudah dibaca oleh lebih dari 27 ribu orang. Mungkin buku ini lebih cenderung ke arah self help daripada self improvement.
4. Siapa yang Datang ke Pemakamanku Saat Aku Mati Nanti – Kim Sang Hyun
Buku Self Help Korea memang judulnya banyak yang panjang-panjang. Ini malah judulnya agak gelap ya. Kalimat judul inilah yang membuat penulis memikirkan hidup dengan segala permasalahannya. Buku ini berisi catatan sang penulis yang berusaha untuk hidup dengan lebih baik, lebih sejahtera, dan bahagia. Buku ini ditulis dengan bahasa yang ringan dengan gaya yang menenangkan. Beberapa pengulas mengatkaan kalau buku ini tidak lebih dari buku motivasi. Akan tetapi, beberapa pengulas juga mengatakan kalau banyak isi buku ini yang relevan dengan kehidupan sehari-hari mereka.
Buku ini juga sering lewat di beranda media sosialku. Tebal buku ini 168 halaman. Buku karya Kim Sang Hyun ini pertama kali terbit pada 1 Oktober 2020 dan sampai saaat ini telah dibaca oleh lebih dari sembilan ratus orang.
5. Aku Bukannya Menyerah, Hanya Sedang Lelah – Geulbaewoo
Karya Geulbaewoo yang diterjemahkan oleh Dewi Ayu Ambar Rani ini telah dibaca oleh lebih dari seribu orang. Buku karangan Geulbaewoo ini pertama kali diterbitkan pada 1 Juni 2021. Meski masih terhitung baru, buku ini sering dibahas oleh para pembaca di media sosial.
Sama seperti beberapa buku sebelumnya, buku ini ditulis berdasarkan pengalaman penulis sendiri. Jadi, buku ini berisi tulisan tulisan ringan. Beberapa pengulas mengatakan kalau buku ini cocok dibaca oleh orang yang sedang di fase quarter life crisis. Penulis seolah ingin menjadi teman bagi pembaca sehingga pembaca tidak merasa sendirian. Sepertinya buku ini cocok untuk teman-teman yang sedang jenuh dan ingin beristirahat sejenak.
6. Love for Imperfect Things – Haemin Sunim
Buku-buku Haemin Sunim sepertiya memang bisa menyentuh hati para pembacanya. Buku ini membahas tentang bagaimana kita perlu memperlakukan diri kita dengan baik. Banyak pembaca yang merasa relevan dengan buku ini meski beberapa mengatakan kalau buku ini tidak sebagus buku Sunim yang pertama. Buku ini cocok dibaca saat santai. Para pengulas mengatakan kalimat dalam buku ini mudah dipahami.
Buku ini pertama kali terbit pada 3 Februari 2016. Sampai saat ini, buku ini telah dibaca oleh lebih dari 9.000 orang.
7. I Decided to Live As Myself (Hidup Apa Adanya) – Kim Suhyun
Salah satu yang membuat buku ini populer karena merupakan salah satu buku yang dibaca oleh member BTS. Judul asli buku ini adalah I Decided to Live As Myself. Di Korea, buku ini telah dicetak ulang lebih dari 200 kali dan terjual lebih dari 800.000 eksemplar. Di Jepang, buku ini juga telah terjual lebih dari 700.000 eksemplar. Banyak dari kalangan pembaca buku di Indonesia yang mengunggah ulasan buku ini di medsos mereka. itu artinya, buku ini memang banyak diminati oleh pembaca.
Sesuai dengan tajuknya, “apa adanya”, buku ini membahas tentang usaha untuk hidup apa adanya agar lebih bahagia. Hidup apa adanya artinya menerima diri dan mensyukuri apa yang kita miliki. Kita tidak perlu mematok standar kehidupan kita dengan kehidupan orang lain. Hidup apa adanya membuat kita lebi bersyukur bahkan terhadap hal kecil sekalipun. Banyak pembaca yang memberikan ulasan positif untuk buku ini. Beberapa pembaca bahkan tidak ingin cepat-cepat menyelesaikan buku ini.
Oke teman-teman, itu tadi buku-buku self improvement atau self help Korea yang sedang hangat dibicarakan oleh banyak pembaca buku. Barangkali kamu sedang mencari referensi buku self improvement untuk menambah bacaanmu. Di antara buku-buku tersebut, adakah yang pernah teman-teman baca? Bagaimana pendapat kalian tentang buku tersebut?
Satu Komentar
Revi
Aku belum pernah membacanya satupun, tapi aku tahu ka dari para bookstagram dan juga event event buku yang pernah aku kunjungi..
Paling suka dan tertarik banget dengan buku2 seperti ini ka self help dan self improvement