Mampir ke Gramedia Sleman City Hall (SCH) Jogja
Mampir ke Gramedia Expo Sleman City Hall (SCH) Jogja-Sudah lama aku tak menginjakkan kaki di toko buku. Sudah lama aku tak membeli buku. Sudah lama pula aku tak membaca buku. Oleh karena itu, jangan heran kalau akhir-akhir blog ini kosong ulasan buku, hehe.
Hari Sabtu kemarin, aku pergi ke Yogyakarta karena ada acara wisuda saudara. Acara diselenggarakan di gedung Sleman City Hall (SCH). Saat itu, sambil menunggu acara selesai, aku memutuskan untuk keliling SCH sambil melihat-lihat lapak mal yang baru saja buka.
Biasanya setiap mal ada gramedianya. Benar saja. Setelah aku keliling-keliling, aku menemukan sebuah toko buku kecil di salah satu sudut mal. Di pintu kios itu tertera tulisan “Gramedia Expo”. Ah, ini dia! Aku segera masuk ke toko buku tersebut.
Ah, hanya mengunjungi toko buku, apa istimewanya? Mengapa pula harus dimasukkan ke dalam blog? Ya, terserah aku dong, kan ini blogku. Hehe, bercanda. Mengapa perihal sesepele berkunjung ke toko buku segala kutulis di blog? Simpelnya karena blog ini adalah blog buku. Dengan membagikan kunjungan ke Gramedia Sleman City Hall ini aku sama saja membagikan referensi (widih referensi) lokasi toko buku yang bisa dikunjungi. Nyatanya juga ada yang mencari lokasi gramedia SCH di google, hehe.
Daftar Isi
Gramedia Expo Sleman City Hall Lantai 2
Gramedia Expo Sleman City Hall ini berada di lantai 2 Mal Sleman City Hall. Ada di sebelah utara.
Seperti halnya gramedia yang ada di mal-mal, tokonya tidak luas tetapi buku-bukunya beraneka ragam. Aku saja selalu bingung buku mana yang harus kubeli karena banyak yang bagus.
Baru saja masuk, mataku tertuju pada buku Alasan untuk Tetap Hidup-nya Matt Haig yang segelnya terbuka. Tak menyia-nyiakan kesempatan, kubuka buku tersebut dan menumpang membaca beberapa halaman. Oh, tenyata seperti ini bukunya. Ya lumayan lah dapat gambaran bukunya meski tidak baca sepenuhnya.
Oh, masih ada lagi buku yang terbuka segelnya, Filosofi Teras. Karena aku belum pernah membacanya, kubukalah buku itu dan kubaca secara memindai. Ah, tapi yang ini aku lupa apa isinya. Tak apa lah, yang penting aku sudah tak penasaran dan bisa memutuskan untuk mengalokasikan uangku kepada buku yang lain saja.
Eh, tungu sebentar. Uang? Ya, uang. Aku baru sadar kalau aku tak membawa uang. Sudah jauh-jauh sampai gramedia SCH, kok bisa-bisanya tidak bawa uang. Bawa sih, tapi kan tinggal uang receh-recehan. Jumlahnya tidak akan cukup untuk beli buku. Yassalam, ngalamat aku batal membeli buku.
Ya sudah lah, tak bisa beli buku tak jadi soal, yang penting masih bisa lihat-lihat dan satu lagi, foto-foto. Sekarang sepertinya adalah hal yang lumrah kalau ke toko buku bukan untuk mencari buku, melainkan hanya untuk memfoto atau memvideo buku-buku. Apalagi buat para content creator buku.
Setelah puas melihat-lihat dan mencari bahan konten tapi tidak bisa membeli, kulihat jam. Ah, sudah lama juga ya aku di sini. Sepertinya acara sudah hampir selesai. Aku pun keluar tanpa berpamitan kepada mbak-mbak kasir. Tenang saja, tidak ada barang-barang toko yang kugondol kok.
Buat teman-teman kalau ke SCH dan mau cari buku bisa nih mampir ke Gramedia Expo di lantai dua. Eh, ini bukan promosi ya, FYI aja. Barangkali teman-teman perlu info ini. Lagipula, katanya… katanya nih ya, bagi para pecinta buku, saat pergi ke mal lalu menemukan toko buku itu seperti menemukan surga dunia. Ah, masa iya sih? Emang buku sesurga apa sih? Ya, minimal harta karun lah ya. Ya, deh, harta karun saja lah.
Baca juga: Menemukan Toko Buku di Purworejo, Seperti Menemukan Harta Karun
Oke, teman-teman, demikian seklumit catatan perjalanan yang bisa kubagikan. Yah, tidak ada inspiratif-inspiratifnya. Tapi memang aku orangnya tidak inspiratif sih. Tapi terima kasih sudah mampir dan membaca. Tanpa pembaca blog ini hanyalah sepi.
Sampai bersua di lain waktu.
-
Perbedaan Buku Bajakan dan Asli (Original), Jangan Sampai Keliru
-
6 Minuman yang Bisa Disanding Saat Membaca Buku
-
Menggunakan Sarung Tangan Saat Membuka Buku Bikin Buku Cepat Rusak?
-
Review Buku Japanese Woman Don’t Get Old or Fat: Rahasia Diet Orang Jepang