membaca buku yang sama berulang kali
Sudut Rak

6 ALASAN UNTUK MEMBACA BUKU YANG SAMA BERULANG KALI

Membaca buku yang sama berulang kali adalah hal yang dapat dimaklumkan. Setiap orang pasti punya alasan mengapa mereka membaca buku yang sama berulang kali. Selama kita tidak merasa cemas ketika tidak mengulang bacaan, itu artinya kita masih baik-baik saja. Berdasarkan pengalaman pribadi, dan cerita para pembaca buku, ada 6 alasan seseorang membaca buku yang sama berulang kali. Tentu saja alasan ini bersifat subjektif ya!

Baca juga: cara membaca ebook berformat epub

  1. Referensi

Orang membaca buku yang sama berulang ulang karena buku tersebut diperlukan untuk referensi. Buku referensi tersebut bisa berupa buku pelajaran sekolah, buku kuliah, buku panduan, buku resep masakan, atau buku referensi yang lain. Tidak heran jika kadang kita menemukan buku-buku reerensi yang keadaannya sungguh mengenaskan. Akan tetapi, manfaat buku tersebut masih sama dengan ketika masih baru.

  1. Buku dengan Pembahasan yang Berat

Buku-buku yang bertema berat biasanya memerlukan waktu lebih lama untuk memahaminya. Buku yang berat-berat biasanya buku-buku teori, buku filsafat, atau buku fiksi yang memang mengangkat tema berat. Sebagai contoh salah satu buku berat misalnya Madilog yang ditulis oleh Tan Malaka. Selain berat di isinya, buku ini juga berat fisiknya karena termasuk tebal. Buku dengan pembahasan berat dibaca berulang kali agar lebih memahami isi buku tersebut.

  1. Buku Berbahasa Asing

Buku berbahasa asing adalah penunjang yang baik bagi para pembelajar bahasa asing. Dengan membaca buku berbahasa asing, perbendaharaan kosakata akan semakin meningkat. Bagi para pembelajar pemula, membaca buku berbahasa asing tidak semudah membaca buku dari bahasa sendiri. Oleh karena itu, wajar jika membaca buku berbahasa asing dilakukan secara berulang-ulang untuk memahami maksud isi buku tersebut dengan baik.

  1. Buku Puisi

Buku yang berisi untaian kata-kata yang indah dan penuh teka-teki ini juga memiliki makna tersendiri. Buku puisi justru perlu dibaca berulang-lang untuk memahami maknanya. Tapi terlepas dari paham atau tidak dengan maknanya, puisi adalah bacaan yang bisa kita nikmati kata-katanya. Tak jarang isi puisi tersebut sesuai dengan suasana hati pembacanya sehingga puisi itu sering dibaca atau di pindahkan ke ingatan. Puisi adalah teman di kala sepi. Kita bisa membukanya dan membacanya lagi kapanpun kita membutuhkannya. Atau bahkan ketika puisi itu berupa kritik terhadap segala bentuk angkara murka, buku puisi yang tersimpan rapi di rak buku harus dibacakan lagi sebagai sindiran, protes, dan peringatan ketika para tiran mulai bebal.

  1. Menyukai Buku Tersebut

Tidak jarang juga orang membaca buku karena menyukai buku tersebut. Ketika ia selesai membacanya, ia merasa tidak bisa move on dari buku yang telah dibacanya tersebut. Akhirnya ia memilih membaca kembali buku tersebut meskipun masih banyak buku lain yang belum ia baca. Tidak harus selalu membacanya kembali setelah selesai. Bisa saja setelah beberapa mingu, beberapa bulan, atau beberapa tahun.

  1. Hanya Itu Buku yang Dimiliki

Mungkin terdengar mengenaskan. Tapi ini memang nyata adanya. Aku pernah menjadi salah satu dari orang itu. Keterbatasan buku yang dimiliki membuat seseorang membaca buku yang ada di rumah meskipun sudah pernah dibaca berkali-kali. Penyebab keterbatasan buku tersebut bisa beragam; dompet tipis, tidak boleh membaca buku selain buku pelajaran sekolah (bagi anak sekolah), akses perpustakaan yang sulit, tidak ada toko buku, belum ada toko buku online dan ebook (sebelum negara IT bertandang).

Begitu lah kiranya enam alasan untuk membaca buku yang sama berulang kali. Mungkin alasan-alasan tersebut sama dengan alasan teman-teman, tapi mungkin saja tidak. Tidak masalah. Bagaimana dengan teman-teman? Apa alasan teman-teman membaca buku yang sama berulang kali?

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *