review buku Loving The Wounded Soul
nonfiksi,  ulasan

Review Buku Loving The Wounded Soul : Belajar Menghadapi Depresi

Review Buku Loving The Wounded Soul : Belajar Menghadapi Depresi

Review dari buku Loving The Wounded Soul ini menjadi tulisan pertama di bulan November. Aku tertarik membaca buku ini setelah diperbincangkan oleh beberapa pembaca, bahkan ada yang merekomendasikan buku ini untuk pembaca yang sedang mencari bacaan psikologi yang ringan. Akhirnya kubacalah buku karya Regis Machdy ini. Oh, iya, buku ini pinjaman dari Kutoobuku, sebuah rental buku online. Untuk penjelasan lebih jauh tentang peminjaman buku di Kutoobuku bisa dilihat di sini.  Sekarang, mari kita kembali ke review buku Loving The Wounded Soul: Alasan dan Tujuan Depresi Hadir di Hidup Manusia.

Judul: Loving The Wounded Soul, Alasan dan Tujuan Depresi Hadir di Hidup Manusia

Pengarang: Regis Machdy

Tahun terbit: 2020 (cetakan ketiga)

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Ukuran buku: 287 hlm

ISBN: 978 602 06 3370 1

Loving The Wounded Soul-mencintai jiwa yang terluka. Luka yang seperti apa? Luka karena bayang-bayang peristiwa menyakitkan di masa lalu, yang lama terpendam, hingga menggumpal menjadi sebuah depresi, dan menyebabkan keinginan untuk bunuh diri. Sebagaimana yang dialami oleh Regis Machdy, penulis buku ini.

Buku ini membahas tentang seluk beluk depresi. Mulai dari kesehatan mental dan stres yang kerap disepelekan orang, ciri-ciri depresi, orang-orang yang bisa mengalmi depresi, faktor-faktor penyebab depresi, hingga terapi-terapi, belajar untuk bahagia, dan pencarian makna hidup untuk menghadapi depresi. Dalam buku ini dijelaskan bahwa penyakit mental masih mendapatkan perlakuan yang berbeda dengan penyakit fisik, demikian halnya depresi. Orang yang sakit fisik akan diminta untuk istirahat dan bisa mendapatkan izin kerja. Sementara, orang yang depresi tidak bisa mendapatkan perlakuan tersebut. Alih-alih, mereka malah dianggap lemah dan mencari perhatian. Artinya, banyak orang yang belum bisa menganggap penyakit mental sebagai penyakit (hlm 14).

Banyak hal yang membuat seseorang bisa tercebur dalam lembah depresi. Perlakuan yang didapatkan seeorang ketika masih anak-anak, bahkan sejak masih berada dalam kandungan, dikatakan dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang. Lingkungan, relasi toksik, dan pola hidup yang tidak sehat juga bisa menyebabkan seseorang mengalami depresi di masa mendatang. Tidak jarang, luka-luka masa lalu justru ditorehkan oleh orang-orang terdekat. Depresi memang disebabkan oleh banyak rasa sakit yang menumpuk dalam jiwa seseorang. Akan tetapi, depresi juga menjadi penyebab penyakit fisik. Hal ini dialami oleh penulis yang pernah mengalami depresi.

”Depresi bukanlah sekedar gangguan mood yang membuat seseorang sedih terus-menerus. Lebih dari itu, depresi turut menyiksa seseorang yang mengalaminya dengan berbagai gangguan dan ketidaknyamanan fisik seperti nyeri tulang belakang, ganggun lambung, perasaan lelah sekujur bdan, gangguan tidur, serta nyeri sendi dan otot seperti di leher dan pundak.” (hlm. 49).

Membaca bagian ini, aku jadi teringat twit salah seorang dokter yang pasiennya yang bertanya, bagaimana agar kesehatan Ibunya membaik. Lalu sang dokter menjawab “buat ia bahagia”. Artinya, mental yang sehat berdampak baik pada kesehatan fisik. Hal ini juga berkaitan dengan pola makan dan hubungannya dengan kesehatan mental yang dibahas dalam buku ini. Makanan yang sehat, tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tapi juga kesehatan mental. Kebahagiaan, salah satunya dipengaruhi oleh produksi hormon serotonin olehbakteri baik. Agar bakteri baik tersebut bekerja secara optimal, kita memerlukan makanan yang sehat.

Baca juga: ulasan Memoar Seorang Dokter Perempuan

“…menyayangi diri sendiri bukanlah pekerjaan egois. Menjaga apa yang kita makan dan menjaga suasana hati adalah wujud kasih nyata kita terhadap diri sendiri sekaligus jutaan mikroba di dalam tubuh. (hlm. 151).

Selain itu terdapat pula pembahasan mengenai hubungan gender dan kesehatan mental. Dalam buku ini disebutkan bahwa perempuan lebih rentan depresi, akan tetapi laki-laki yang bunuh diri. Intelegensi dan tipe kepribadian orang juga berpengaruh terhadap depresi dan cara mereka menghadapi tekanan mental.

Terkait: ulasan buku Ada Apa dengan Introver

Ketika seseorang telah didiagnosa depresi, maka ia memerlukan pertolongan untuk memulihkan diri. Pertolongan tersebut terdapat bermacam cara. Misal terapi atau mengkonsumsi antidepresan. Selain itu, pencarian makna hidup juga dianggap mampu mencegah manusia dari merealisasikan keinginannya untuk bunuh diri. Seperti beberapa cara manusia dalam memaknai hidup yang yang dirumuskan oleh Victor Frankl. Dengan belajar memaknai hidup, maka kita belajar untuk bahagia dan memandang hidup dengan lebih positif.

“Depresi harus dihadapi, maka kita yang mengalami depresi harus bisa keluar dari penjara pikiran yang kita buat sendiri.” (hlm. 193).

***

Loving The Wounded Soul adalah buku tentang depresi dari sudut pandang penyintas depresi sekaligus akademisi psikologi. Buku ini membahas kompleksitas depresi dengan menggabungkan teori-teori psikologi dengan pengalaman penulis sendiri sebagai penyitas depresi. Penulis sendiri merupakan pendiri komunitas pijarpsikologi.org. Meski pembahasannya cukup kompleks, tetapi bahasa buku ini ringan. Bagi pembaca cepat, mungkin buku ini bisa dibaca sekali duduk.

Buku ini membarikan pandangan lebih luas mengenai depresi. Melalui buku Loving The Wounded Soul ini, pembaca diajak untuk memahami depresi, dan menghapus stigma negatif terhadap depresi. Bagaimanapun juga, orang depresi memang memerlukan pertolongan sebagaimana sakit fisik, bukan mencari perhatian. Buku ini membahas gejala-gejala depresi yang memungkinkan pembaca mengira-ngira dan mencocokkan dengan keadaan dirinya. Akan tetapi, tetap saja pembaca tidak bisa melakukan diagnosa sendiri. Barangkali buku ini bisa menjadi pendamping bagi para penyintas depresi agar tidak merasa sendiri.

Seperti yang tertulis pada bagian awal, buku ini cocok untuk pembaca yang sedang mencari buku psikologi dengan bahasa yang ringan. Bagi teman-teman yang sedang ingin memahami atau mencari bacaan tentang kesehatan mental, buku ini juga direkomendasikan.

Terakhir, untuk menutup review dari buku Loving The Wounded Soul ini, izinan aku untuk menukil kutipan dari salah satu halaman di buku ini, tentang pelajaran dari trauma masa kecil.

“…luka dapat mengajarkan seseorang untuk lebih peka terhadap kondisi mental dan emosional orang lain.” (hlm. 256).

Satu Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *