review novel jane eyre charlotte bronte
fiksi,  ulasan

Review Novel Jane Eyre: Romansa dalam Kelabu dan Badai Petir Malam

Review novel Jane Eyre – Apa yang kau pikirkan ketika ada gadis muda mencintai pria yang umurnya dua puluh tahun lebih tua, bahkan setelah pria itu kehilangan penglihatannya dan sebelah lengannya? Terlebih, pria tersebut adalah majikannya, yang status sosialnya jauh di atasnya.

Cinta seperti itu mungkin dianggap tidak umum. Namun, apakah mencintai seseorang membutuhkan penilaian orang lain? Lalu, bagaimana jika kamu harus melepaskan apa yang kau cintai demi jalan kebaikan? Inilah yang dihadapi Jane, tokoh utama dalam novel ini.  

Identitas Buku

  • Judul:Jane Eyre
  • Pengarang: Charotte Bronte
  • Penerjemah: Lulu Wijaya
  • Penebit: Gramedia Pustaka Utama
  • Tahun terbit: 2024 (cetakan kelima)
  • Ukuran buku: 688 hlm; 20 cm

Sinopsis Novel Jane Eyre – Charlotte Bronte

Jane Eyre adalah seorang anak yatim piatu. Ia tinggal bersama istri pamannya yang membencinya. Sejak kecil,Jane telah biasa menghadapi bulian saudaranya, kemarahan bibinya, dan dikucilkan di rumahnya sendiri. Hanya Bessie, sang pelayan rumah, yang masih bersahabat dengannya. Jane pun menjadi anak pemberontak.

Jane lalu disekolahkan di sekolah asrama di Lowood. Bibinya menyekolahkan Jane bukan karena Jane berhak atas pendidikan, namun karena ia tidak ingin Jane tinggal di rumahnya lebih lama dan sekolah itu tidak pernah mengizinkan murid-muridnya menikmati kenyamanan hidup. Hal yang cocok untuk memberi pelajaran pada Jane kecil yang malang.

Jane menjadi murid yang berprestasi di Lowood. Setelah lulus, ia kemudian menjad guru pribadi anak angkat Mr. Rochester di Thornfield.

Meski ada hal yang masih misterius di Thornfield, di sinilah hidup Jane mulai membaik dan terjamin. Di Thornfield pula Jane bertemu dengan Mr. Rochester, sang pemilik rumah yang umurnya dua puluh tahun lebih tua dari Jane. Lambat laun, benih-benih cinta tumbuh di antara keduanya. Namun, seperti ada tembok yang menghalangi keduanya untuk bersatu. Sebagai sang tuan tanah, tidak lazim bagi Mr.rochester untuk menikahi seorang guru pribadi yang kedudukannya tidak terlalu dipandang dalam masyarakat.

Lagipula, Mr. Rochester juga dijodohkan dengan Miss Ingram, seorang bangsawan yang cantik dan setara dengan Mr. Rochester. Miss Ingram hanya mencintai harta Mr. Rochester dan Mr. Rochester sama sekali tidak mencintai Miss Ingram. Namun, setelah pengakuan palsu yang dibuat Mr. Rochester bahwa hartanya tidak lebih dari separuh yang selama ini mereka kira, Miss Ingram dan keluarganya pun mengabaikan Mr. Rochester.

Pernikahan Jane dan Mr. Rochester pun direncanakan. Namun, sehari sebelum pernikahan, ada peristiwa horor yang dialami oleh Jane. Saat ia tidur malam, ia bermimpi buruk. Saat Jane terbangun antara sadar dan tidak, ia melihat sosok bertubuh besar berambut panjang dan berwajah menyeramkan memasuki kamarnya dan menggunting kerudung gaun pengantinnya. Sosok permpuan misterius itu menatap Jane dengan seram dan mematikan lilin di depan wajah Jane sebeum ia pergi.

Jane mengira itu adalah hantu. Namun, saat ia menceritakannya pada Mr. Rochester, ia mengatakan jika sosok tersebut adalah makhluk nyata, bukan hantu. Dan ia bilang pada Jane agar tidak mengkhawatirkan sosok tersebut.

Rahasia demi rahasia justru terkuak saat pernikahan Jane hampir berlangsung. Dan Jane masih harus menghadapi ujian hidup yang tak pernah ia bayangkan. Namun, Jane selalu berusaha untuk mencari keberuntungan.

Review Novel Jane Eyre: Romansa dalam Kelabu dan Badai Petir Malam

Dari dua novel Charlotte Bronte yang pernah kubaca: The Proessor dan Jane Eyre, penulis selalu menempatkan sosok yang tidak cantik/tampan sebagai tokoh utama dalam novel romansa. Di tangannya romansa bukan hanya hak milik orang-orang rupawan. Dan memang keindahan sebuah novel romansa adalah keseluruhan isi cerita itu, bukan hanya wajah rupawan tokohnya. Bukankah begitu?

Novel ini adalah novel romansa (romance). Namun, jangan mengharapkan nuansa rona merah jambu dan kupu-kupu yang berterbangan dalam novel ini. Tidak ada. Novel ini menyajikan romansa dalam kelabu dan badai petir malam hari. Penuh derita, tragedi, dan misteri.

Jane Eyre adalah ungkapan dunia yang getir, dunia yang sendu, kehidupan yang tidak adil dan gila. Namun, semuanya tetap berpegang pada kebenaran. Semenderita apapun dirimu, segila apapun kau mencintai seseorang, kau tidak bisa melangkahi hukum yang berlaku dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan semua-mua yang kau cintai. Sebuah kemelut yang indah. Bukan berarti aku memandang indah sebuah penderitaan orang lain. Yang indah adalah cara mengungkapkannya.

Aku suka cara penulis menuturkan dialog para tokohnya, terutama dialog Jane dan Mr. Rochester. Meskipun tidak realistis-realistis amat, namun terasa indah, anti mainstream, dan benar-benar mengena. Rasanya ini akan jadi dialog tokoh paling indah yang pernah kubaca. Dialog-dialog Jane dan Rochester kadang membuatku ikut terhanyut. Sebentar-sebentar aku nyebut dan bilang astaga. Tentu saja keindahan dialog ini didukung dengan terjemahan yang baik. Apresiasi untuk mbak Lulu Wijaya.

Alur cerita ini seperti pegunungan terjal dengan lembah yang landai. Bahkan, konflik sudah muncul sejak awal cerita. Berkali kali konlik dan klimaks, dan di tengah-tengahnya sebuah plot twist tokoh Grace Poole yang mengejutkan melompat begitu saja di hadapanku. Karena di-spoiler-i sebelum membaca itu tidak enak, aku tidak akan menceritakan detail plot twist-nya di sini.

Aku tidak menyangka aku akan menangis saat membaca bagian menuju akhir cerita ini. Cerita ini memberikan banyak kejutan asal kamu belum kena spoiler.

Ada hal yang menarik selain kisah romansa Jane. Kehidupan sekolah Jane di Lowood salah satunya. Sekolah Lowood mungkin bisa dibilang boarding school. Sebagai sekolah berbasis agama, sekolah tersebut mengajarkan kezuhudan dengan cara memberi murid-muridnya gizi buruk dan pakaian yang usang, padahal tidak kekurangan anggaran. Tidak boleh ada kecantikan dan makanan yang enak. Sedangkan, keluarga petinggi sekolah tersebut hidup mewah. Kurasa ini masih relevan di zaman sekarang.

Aku baru membaca tiga karya Bronte bersaudara dan baru membaca satu karya Jane Austen. Bolehkan aku langsung percaya dengan pendapat yang mengatakan bahwa karya Bronte bersaudara lebih baik dari Jane Austen?

Jika teman-teman suka atau sedang mencari novel romansa tragedi, sad romance (bukan sad ending ya), klasik, atau novel yang mengaduk-aduk perasaan, kalian bisa baca ini.

Sementara hanya ini yang bisa kubahas dari novel Jane Eyre. Oh iya, dalam novel ini ada banyak kutipan-kutipan bagus. Aku akan membagikannya beberapa sebelum tulisan ini berakhir.

Quotes dari Novel Jane Eyre

Kalau orang-orang selalu baik dan patuh pada mereka yang kejam dan tidak adil, maka orang jahat akan berkuasa. (hlm. 85)

Kekerasan bukan jalan terbaik untuk mengalahkan kebencian – begitu pula balas dendam bukan cara paling pasti untuk menyembuhkan kepedihan. (hlm. 86)

Kalau seorang penjahat dituduh dia selalu diizinkan berbicara untuk membela dirinya sendiri … (hlm. 106)

Manusia membutuhkan kesibukan dan mereka akan menciptakan kesibukan itu kalau tidak bisa menemukannya. (hlm. 165)

Maka aku harus terus menerus mengingatkan diriku bahwa kami tak mungkin bersatu sampai kapan pun – namun selama aku masih bisa bernapas dan berpikir, aku harus mencintainya. (hlm. 263)

Aku berani dikecam demi teman manapun yang layak menerima kesetiaanku; sebagaimana aku yakin kau layak menerimanya. (hlm. 307)

Perasaan tanpa rasio ibarat minuman yang terlalu encer; tapi rasio yang tidak dilunakkan oleh perasaan ibarat makanan yang terlalu pahit dan kasar untuk ditelan manusia. (hlm. 354)

Aku heran merasa gembira bisa kembali lagi kepadamu: dan dimanapun kau berada, di situlah rumahku – rumahku satu-satunya. (hlm. 369)

Aku punya jiwa, sama seperti kau – aku juga punya hati yang sama luasnya denganmu! Dan andai Tuhan menganugerahiku sedikit kecantikan dan banyak harta, aku pasti sudah membuatmu berat meninggalkanku, seberat aku meninggalkanmu sekarang. (hlm. 381)

Aku lebih suka memiliki seluruh rahasiamu. Kau takkan menyembunyikan apa pun dariku kalau sudah membiarkanku masuk ke hatimu? (hlm. 394)

Tak ada kata yang bisa menggambarkan padamu perasaanku. Aku ingin sekali saat ini tak pernah berakhir. Siapa yang tahu takdir apa yang mungkin datang bersama hari esok? (hlm. 421).

Oke teman-teman, sekian review novel Jane Eyre dariku. kalian pernah baca buku ini? Apa kesan kalian setelah membaca novel Jane Eyre? Share di komentar ya!

~*~

4 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *