novel The Professor-Charlotte Bronte
fiksi,  ulasan

Ulasan Novel The Professor-Charlotte Bronte

Novel The Professor-Charlotte Bronte merupakan salah satu karya sastra klasik Inggris. Adapun novel The Professor-Charlotte Bronte yang ada di ulasan ini sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Professor yang dimaksud dalam cerita ini bukanlah prosefor seperti yang ada di negara kita. Akan tetapi professor di sini adalah sebutan bagi guru di Belgia.

Identitas Buku

Judul: The Professor

Pengarang: Charlotte Bronte

Penerjemah: Linda Boentaram

Penerbit: Penerbit Qanita PT Mizan Pustaka

Tahun terbit: 2017 (cetakan I)

Jumlah halaman: 320 hlm.

ISBN: 978-602-402-084-2

Sinopsis Novel The Professor-Charlotte Bronte

Cerita bermula dari perjalanan seorang William Crimsowrth. Ia seorang fresh graduate yang sedang mencari pekerjaan. Sejak orang tuanya meninggal, ia diasuh oleh keluarga pamannya. Oleh pamannya ia ditawari menjadi pendeta dan akan dinikahkan dengan salah satu putri pamannya. Akan tetapi William menolaknya. Hal itu ia lakukan setelah ia tahu bahwa keluarga pamannya tidak menyukainya dan orangtuanya.

Ia lalu pergi untuk menemui kakaknya, Edward Crimsworth. Edward Crismworth saat itu telah menjadi pebisnis yang sukses. Akan tetapi ia orang yang angkuh dan tidap peduli pada adiknya. Ia iri pada kepribadian William yang di matanya tampak lebih unggul daripada dirinya. Di tempat Edward, William bekerja sebagai seorang klerk dan menerjemahkan surat-surat dagang karena ia fasih berbahasa asing.

Berkarier dengan kakaknya sendiri tidak membuat William merasa nyaman. Ia jusru berkali-kali mendapat perlakuan yang tidak adil dari Edward. Setelah tidak tahan dengan suasana lingkungan kerja di tempat Edward, ia memutuskan untuk meninggalkan Crimsworth Hall, ladang bisnis Edward. Ia lalu mendaftar di sebuah sekolah di Belgia atas rekomendasi dari Mr. Hunsden. Mr. Hunsden adalah teman Edward yang bicaranya ceplas-ceplos dan kadang menyakitkan, tetapi diam-diam peduli pada William.

Di Belgia, ia bekerja sebagai guru bahasa Inggris di sekolah laki-laki. Karena kinerjanya terkenal cukup bagus, ia juga mendapat tawaran untuk mengajar di sekolah perempuan. Di sekolah ini lah ia mendapat tantangan baru. William harus berhadapan dengan gadis-gadis dengan berbagai macam karakter yang menguji keteguhan hatinya sebagai guru dan seorang laki-laki. Ia juga harus berhadapan dengan sang kepala sekolah, Mle. Zoraide, yang membuatnya merasa jatuh cinta pada orang yang salah. Di sekolah ini pula ia menemukan pujaan hatinya, Mle. Henri.

Ia jatuh cinta pada muridnya sendiri, yang juga merupakan guru menjahit renda di sekolah tersebut. Ia mulai jatuh cinta setelah melihat bakat, ketekunan, dan kepribadian Mle. Henri. Hal ini diketahui oleh Ibu kepala sekolah. Sang kepala sekolah yang cerdas tapi licik dan menyimpan dendam pada William tak membiarkan kebahagiaan ini berlangsung lama. Ia mengeluarkan Mle. Henri dengan alasan yang tidak masuk akal dan tidak adil.  Akan tetapi semua kepicikan sang kepala sekolah akhirnya diketahui oleh William. Ia mengundurkan diri dari sekolah tersebut dan mencari Mle. Henri. Ia juga berjuang untuk mendapatkan pekerjaan baru karena ia menganggur setelah mengundurkan diri. Ia juga harus menghadapi Mr. Hunsden yang rajin mengomentari pilihan hidupnya.

Bagaimana Tanggapanmu Terhadap Novel The Professor-Charlotte Bronte?

Sebelumnya aku ingin berterima kasih kepada Madame Charlotte Bronte karena karakter yang tidak cantik, tidak tampan, dan tidak kaya mendapat tempat sebagai tokoh utama dalam sebuah roman dengan jalan cerita tidak klise dan cukup realistis. Kita telah menjumpai banyak roman dengan tokoh utama yang memiliki paras menarik. Seolah-olah roman hanya untuk para karakter yang memenuhi standar kecantikan dan ketampanan.

Ada yang bilang bahwa novel romance ini tidak ada romantis-romantisnya sama sekali. Memang, tidak ada bunga, tak ada kata-kata pujian yang manis, tak ada hadiah ulang tahun kekasih, tak ada pertunangan dan pernikahan yang mewah yang membuat iri para pembaca jomblo. Gaya bahasa novel ini bahkan terlalu lugas untuk sebuah roman. Tak ada kesan puitis dan mendayu-dayu. Akan tetapi menurutku justru novel ini memberi kesan bahwa setiap orang akan jatuh cinta dengan caranya sendiri. Setiap orang memiliki romantisme yang berbeda-beda.

Jika kita membuka lembar pengatar novel ini, kita bisa sedikit menerka ke mana arah novel ini. Seseorang harus berjuang untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Ia tidak bisa menjadi kaya mendadak. Ada banyak hal yang harus diperjuangkan. Novel ini cukup realistis dalam menggambarkan perjalanan hidup tokohnya. Dibandingkan aspek asmara, novel ini justru lebih banyak menggambarkan kemelut hidup yang dialami William.

Novel ini ditulis dengan sudut pandang orang pertama (laki-laki) sebagai tokoh utama. Karena latar cerita ini ada di dua negara yang berbeda, begitu pula dengan tokoh-tokohnya. Dalam pelukisan tokoh, penulis seolah menyelami betul bagaimana karakter orang-orang di negara-negara tersebut. Seperti pada bagian ketika Mr. Hunsden yang orang Inggris berdebat dengan Mle. Henri yang berdarah Swiss dan Inggirs. Juga pada konflik yang terjadi antra William dengan Mle. Zoraide dan Pelet yang merupakan orang Belgia. Sepertinya ini ada hubungannya dengan latar belakang penulis yang memiliki pengalaman sebagai guru bahasa di Belgia. Selain itu, penulis menggunakan alur maju untuk menjabarkan jalan ceritanya.

Sebenarnya novel ini merupakan novel yang pertama kali ditulis oleh Charlotte Bronte. Akan tetapi novel ini baru dipublikasikan setelah penulis meninggal pada tahun 1856. Novel The Professor merupakan novel Charlotte Bronte yang pertama kubaca. Jadi untuk saat ini aku belum bisa membandingkannya dengan karya Charlotte Bronte yang lain.

Sebagai novel terjemahan, novel ini diterjemahkan dengan cukup baik. Hanya saja terdapat beberapa kata asing yang tidak diterjemahkan. Sepertinya ini memang dari naskah aslinya sendiri meyelipkan kata asing dalam bahasa Perancis. Menurutku itu tidak menjadi masalah, masih bisa dipahami dan tidak mengganggu proses pembacaan.

Novel The Professor-Charlotte Bronte ini bisa dijadikan teman perjalanan saat bepergian dengan transportasi umum. Untuk kamu yang ingin mengetahui sekilas tentang gambaran pendidikan di Inggris dan Belgia pada tahun 1840-an, kamu bisa membaca novel ini. Atau jika kamu ingin tahu mengenai karakter sebagian orang Inggris dan Perancis, novel ini bisa jadi alternatif bacaan.

 

 

Satu Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *